EKOSISTEM DANAU LAUT TAWAR ACEH TENGAH


Saiful Adhar

Danau merupakan ekosistem yang terdiri dari unsur air, kehidupan akuatik, dan daratan yang mempengaruhinya. Danau Laut Tawar memiliki luas permukaan sekitar 57 km2, terletak pada elevasi 1230 m dpl. Aspek penyusun Ekosistem Danau Laut Tawar terdiri dari struktur fisik, struktur kimia, struktur biologi, dan struktur watershed.
Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup (UU No 32 Tahun 2009). Secara singkat ekosistem berarti sistem yang berlangsung dalam suatu lingkungan. Menurut UU No 32 Tahun 2009 menyatakan bahwa Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
 Di dalam lingkungan terdapat komponen-komponen, baik komponen fisik (benda hidup/biotik dan benda mati/abiotik) maupun komponen non fisik berupa hubungan manfaat suatu benda terhadap benda lainnya (trofik). Di dalam lingkungan juga terjadi suatu fenomena dinamika yang menyangkut hubungan interaksi antar kelompok fisik, atau dapat dikatakan bahwa di dalam lingkungan tersebut terjadi suatu sistem yang dinamis.
Menurut Kutarga, et al, (2008) dari sudut ekologi, waduk dan danau merupakan ekosistem yang terdiri dari unsur air, kehidupan akuatik, dan daratan yang mempengaruhinya. Kehadiran waduk dan danau juga akan mempengaruhi iklim mikro dan keseimbangan ekosistem di sekitarnya.
Danau Laut Tawar merupakan danau terbesar di Provinsi Aceh, yang memiliki luas permukaan sekitar 57 km2, terletak pada elevasi 1230 m di atas permukaan laut, secara astronomis berada pada 4050’ LU dan 96050’ BT (Ambar, et al, 1994).  Daerah Tangkapan Air Danau Laut Tawar merupakan Sub DAS Peusangan yang meliputi Kabupaten Bener Meriah dan Bireuen.
Berdasarkan uraian di atas, maka Danau Laut Tawar dapat dibagi ke dalam beberapa beberapa aspek penyusunnya, yaitu struktur fisik, struktur kimia, struktur biologi, dan struktur watershed.

1.   Struktur Fisik
Danau Laut Tawar merupakan danau yang terbentuk dari proses vulkanik (Muchlisin, 2010). Secara fisik, menurut Saleh, et al (2000) danau Laut Tawar Aceh Tengah mempunyai luas 5472 hektar, panjangnya 17 kilometer dan lebarnya 3,219 kilometer dengan kedalaman rata-rata Danau Laut Tawar adalah 51,13 meter.
Jumlah aliran air permukaan yang mengalir ke Danau Laut Tawar terdapat sebanyak 25 aliran/sungai kecil yang berasal dari 18 daerah tangkapan air, dengan debit bervariasi antara 11 L/det – 2554 L/det (Saleh, et al, 2000). Jumlah daerah tangkapan air yang memiliki aliran permanen ini berbeda dengan yang dikemukakan oleh Adhar (2010), dimana hanya 12 daerah tangkapan air yang mengalirkan airnya secara permanen ke Danau Laut Tawar dengan jumlah titik inlet air sebanyak 18. Hal ini dapat dipahami karena waktu pengamatan yang berbeda, sehingga menimbulkan dugaan antara kedua waktu pengamatan tersebut telah terjadi perubahan kondisi daerah tangkapan air yang menyebabkan perubahan jumlah air inlet Danau Laut Tawar.
Suhu air Danau Laut Tawar berkisar antara 21,55 – 19,35 yang diukur pada siang hari dengan kedalaman 1 – 50 meter. Suhu pada masing-masing kedalaman disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Suhu rata-rata air Danau Laut Tawar
Kedalaman (m)
Suhu Rata-rata (0C)
1
21,55
5
21,37
10
21,15
20
20,70
50
19,35
Sumber : Saleh, at al (2000)

Daya Hantar Listrik air Danau Laut Tawar berkisar antara 181,37 – 205,01 µS dengan tingkat kecerahan air berada pada 1,29 – 2,92 m, dan salinitas air bernilai nol.

 Tabel 2 Nilai DHL dan Tingkat Kecerahan air Danau Laut Tawar
DHL rata-rata (µS)
Kecerahan (m)
188,20
2,27
181,37
1,79
205,01
2,92
192,53
2,06
191,131
1,29
Sumber : Saleh, at al (2000)

Kawasan Ekosistem Danau Laut Tawar memiliki temperatur maksimum 25 0C dan minimum 13 0C dengan rata-rata 20 0C (Ambar, et al, 1994). Evaporasi rata-rata di Takengon berkisar 3.9 mm/hari sampai dengan 3.4 mm/hari pada bulan bulan Oktober – Desember dan 4.7 mm/hari pada Maret – April. Rata-rata kelembaban udara 80,08 %, kelembaban udara terbasah 86,28% dan terkering 74,25 %. Kecepatan angin tercepat 2,53 (m dt-1) dan lambat 0,95 (m dt-1) (BPS Kabupaten Aceh Tengah, 2002). Curah hujan tahunan selama periode 1984 - 2003 berkisar antara 1617 – 2712 mm per tahun, dengan rata-rata curah hujan tahunan 1947,5 mm. Tipe iklim di daerah kajian berdasarkan sistem klasifikasi Schmith-Ferguson adalah tipe B (basah) (Adhar, 2008).

2. Struktur Kimia
Distribusi zat-zat kimia, terutama nutrien dalam air danau memegang peranan penting, dimana perubahan setiap parameter kimia perairan akan berpengaruh terhadap biota air, baik tumbuhan maupun hewan air. Nilai beberapa parameter kimia perairan Danau Laut Tawar disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3 Nilai beberapa parameter kimia air Danau Laut Tawar
Parameter Kimia
Nilai
pH
8,22 – 8,41
Dissolved Oxygen (ppm)
5,0 – 7,0
Biological Oxygen Demand (BOD) (ppm)
0,62 – 1,11
Chemical Oxygen Demand (COD) (ppm)
< 5
Nitrat (ppm)
0,00 – 0,13
Nitrit (ppm)
0,001 – 0,003
Fosfat (ppm)
0,12 – 1,31
Kalium (ppm)
1,93 – 2,15
Lemak / Minyak
--
Diadopsi dari Saleh, at al (2000)


3.   Struktur Biologis
a
Sebagian organisme hidup berpindah-pindah dalam zona danau, namun sebagian besar dapat diklasifikasikan berdasarkan habitatnya. Organisme yang hidup di danau meliputi plankton, fungi, virus, nekton, neuston, pleuston, makrofit akuatik, perifiton, alga, bentos, epibentos, infauna, dan psammon.
Saleh at al (2000) mengemukakan bahwa di Danau Laut Tawar dijumpai 46 jenis plankton yang dapat digolongkan ke dalam 11 kelas. Persentase jumlah spesies pada masing-masing kelas dapat diamati pada Tabel 4.

Tabel 4 Jumlah spesies plankton di Danau Laut Tawar menurut kelas
No
Kelas
Jumlah Spesies
1
Bacillariophyceae
11
2
Chlorophyceae
18
3
Chrysophyceae
2
4
Ciliata
3
5
Dinophyceae
1
6
Diptera
1
7
Labosa
2
8
Mastigophora
2
9
Monogononta
3
10
Myxophyceae
4
11
Zooflagellata
1
Diadopsi dari Saleh, at al, (2000)

                Kelas Chlorophyceae mendominasi jenis plankton yang terdapat di Danau Laut Tawar, dimana terdapat sebesar 35%, yang merupakan organisme autotrof. Hal ini menunjukkan piramida makanan di Danau Laut Tawar masih dalam kondisi seimbang, dimana proporsi produsen lebih besar dari konsumen.
Terdapat sebanyak 3 (tiga) Phylum fauna yang ditemui di perairan Danau Laut Tawar, yaitu Molluska (hewan bertubuh lunak), Annelida (cacing bersegmen), dan Pisces (ikan). Saleh, at al (2000) mengemukakan bahwa indeks keanekaragaman (H) molluska berkisar antara 0,000 – 0,848, dengan kepadatan antara 1 – 167 per 240 cm2.
Berdasarkan nilai indeks keanekaragaman tersebut maka secara keseluruhan nilai H moluska adalah 1,407. Sehingga berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Lee Don Wang (1979) diketahui bahwa Danau Laut Tawar terpolusi sedang, dimana nilai indeks H berada pada 1 – 1,5. Jenis Annelida yang ditemui di perairan Danau Laut Tawar hanya 1 (satu) spesies, yaitu Aeloma sp dengan kepadatan 14 – 157 per 240 cm2.
Untuk pisces (ikan), di Danau Laut Tawar ditemui sebanyak 22 jenis ikan, seperti disajikan dalam Tabel 5. Berdasarkan data Tabel 5 di atas diketahui terdapat 15 spesies ikan asli (endemik) Danau Laut Tawar. Selain itu, menurut Muchlisin (2010) bahwa terdapat dua spesies endemik khas Danau Laut Tawar yang tidak ditemukan di perairan manapun di dunia ini, yaitu Rasbora tawarensis dan Poropuntius tawarensis, yang dikenal dengan nama daerah gule depik dan gule kawan.
Jumlah spesies ikan yang diintroduksi ke Danau Laut Tawar sampai saat ini (2010) diduga telah melebihi dari data tersebut di atas. Karena diketahui Dinas Perikanan setempat juga pernah beberapa kali melakukan introduksi ikan asing ke Danau Laut Tawar. Tindakan introduksi ikan asing ini diduga dapat mengancam kelestarian ikan endemik, hal ini terlihat dari semakin langka ditemui ikan-ikan endemik jenis tertentu.

Tabel 5 Jenis ikan yang terdapat di Danau Laut Tawar
No
Nama
Keterangan
Daerah
Indonesia
Ilmiah
1
Gule Bawal
Ikan Mas
Cyprinus carpio
Introduksi
2
Gule Peres
Ikan Talas
Cyprinus sp
Endemik
3
Gule Manila
Ikan Nila
Tilapia niltoica
Introduksi
4
Gule Jaher
Ikan Mujair
Tilapia sp
Endemik
5
Gule Mut
Ikan Lele
Claris batrachus
Introduksi
6
Keraskap
Ikan grasscarp
---
Introduksi
7
Belut
Ikan Belut
Fluta alba
Introduksi
8
Gule Bado’
Ikan Gabus
Ophiochepalus gachua HB
Endemik
9
Gule Kerup
Ikan Sepat
Polycanthus hasselti CV
Endemik
10
Iken Pedih
Ikan Mas Putih
Cyprinus sp
Endemik
11
Gule Depik
Ikan Depik
Rasbora leptasoma
Endemik
12
Gule Kawan

Dangila sp
Endemik
13
Yas

Rasbora sp
Endemik
14
Gule Reio

Rasbora sp
Endemik
15
Jejolong

Dangila sp
Endemik
16
Udang
Udang
Penaeus
Introduksi
17
Keperas
Ikan Kepras
Dangila cuvieri CV
Endemik
18
Gule Lokot

Ophiochepalus sp
Endemik
19
Gerep
Kepiting
---
---
20
Gule Ili

---
Endemik
21
Gegaring
Ikan Garing
Labeobarbus douroronensis CV
Endemik
22
Gule Denung
Sidat
Anguila sp
Endemik
Sumber : Saleh, et al (2000)

Di kawasan ekosistem Danau Laut Tawar juga terdapat beberapa fauna teresterial, seperti insecta (serangga), aves (burung), dan mammalia (hewan menyusui). Spesies insekta yang dijumpai berjumlah 49 spesies dengan kepadatan berkisar antara 1 – 200 per m2, serta indeks keanekaragaman (H) berkisar antara 1,55 – 1,869 Untuk jenis burung terdapat 10 (sepuluh) jenis burung di kawasan ekosistem Danau Laut Tawar, dengan indeks keanekaragaman 1,645 (Saleh, et al, 2000). Hal ini berarti tingkat keanekaragaman insekta dan burung di kawasan ekosistem Danau Laut Tawar tergolong sedang.
Mammalia yang terdapat di Kawasan Ekosistem Danau Laut Tawar terdiri dari 13 famili dan 20 spesies/jenis. Sebanyak 15 spesies dari jumlah tersebut merupakan jenis hewan yang dilindungi (Aldar, 2000). Hal ini memberi suatu indikasi bahwa kawasan ekosistem Danau Laut Tawar merupakan kawasan yang harus dijaga untuk kelestarian keberlangsungan keanekaragaman hayati di dalamnya, terutama hewan-hewan yang dilindungi.

4.   Struktur watershed
Struktur watershed Danau Laut Tawar terepresentatif oleh daerah tangkapan air (cathment area). Secara geografis Daerah Tangkapan Air Danau Laut Tawar terletak antara 960 48’ – 970 02’ BT dan 040 40’ – 40 32’ LU. Menurut Adhar (2010) danau tersebut mempunyai 42 daerah tangkapan air dengan luas total 14803.22 Ha yang didominasi oleh jenis tanah Kompleks Podsolik Coklat sebesar 94,48 persen dan dan sisanya jenis tanah Latosol.
Outlet aliran air permanen yang mengalir sepanjang tahun hanya terdapat pada 12 DTA, yaitu Kebayakan, Bebesan, Gembirit, Nempan, Rawe, Kalang, Nosar, Mengaya, Bewang, Linung, Kalarengkih, dan Kalasegi (Adhar, 2010). Secara administrasi daerah tangkapan air tersebut berada pada wilayah Kecamatan Lut Tawar, Kebayakan, Bebesan dan Kecamatan Bintang. Gambar 1 menampilkan daerah tangkapan air Danau Laut Tawar.
Menurut Adhar (2010) topografi DTA Danau Laut Tawar terdiri dari 6 (enam) klasifikasi kemiringan lereng, berupa 0 – 3%, 3 – 8%, 8 – 15%, 15 – 25%, 25 – 45%, dan >45%. Kemiringan lereng di atas 45% merupakan nilai kemiringan yang dominan, yaitu 44,62 persen dari total luas DTA.
Berdasarkan Peta Penggunaan Lahan, jenis penggunaan lahan di DTA Danau Laut Tawar sebanyak 5 (lima) jenis yaitu (1) hutan sebesar 62,5 persen, (2) persawahan sebesar 16,7 persen, (3) perkebunan sebesar 16,26 persen, (4) pemukiman sebesar 3,25 persen, dan (5) semak sebesar 1,29 persen (Adhar, 2008).

KESIMPULAN
Ekosistem Danau Laut Tawar memiliki kekayaan keaneka-ragaman hayati yang harus dijaga dan dilestarikan. Diperlukan suatu tindakan nyata pengelolaan Kawasan Ekosistem Danau Laut Tawar yang terpadu, terencana secara sistematis dan dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah. Tindakan kebijakan ini harus diawali oleh suatu kajian ilmiah secara menyeluruh terhadap Kawasan Ekosistem Danau Laut Tawar.

DAFTAR PUSTAKA

Adhar, S, 2008, Kajian Erosi Daerah Tangkapan Air dan Muatan Sedimen Inflow Danau Laut Tawar Aceh Tengah, Thesis, Program Studi Konservasi Sumberdaya Lahan, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Adhar, S, 2010, Studi Erosi Daerah Tangkapan Air Danau Laut Tawar Aceh Tengah, Unimal Press, Lhokseumawe.

Aldar, 2000, Profil Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Tengah, Proyek Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup, Takengon.

Ambar, at all, 1994, Laporan Analisis Dampak Lingkungan, Proyek PLTA Peusangan 1 & 2 Aceh Tengah, PT. PLN, Jakarta.

Anonimous, 2002, Aceh Tengah Dalam Angka, BPS Kabupaten Aceh Tengah, Takengon.

Kumurur, V.A, 2002, Aspek Strategis Pengelolaan Danau Tondano Secara Terpadu, EKOTON Vol. 2, No. 1: 73-80, April 2002 ISSN 1412-3487

Connell, D.W & G.J Miller. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran (terjemahan Yanti Koestoer). Penerbit Univesitas Indonesia (UI-Press).Jakarta

Saleh, at all (2000) Ekosistim Danau Laut Tawar, Bapedalda Kabupaten Aceh Tengah, Takengon.

Kutarga, Z.W, (2008) Kebijakan Pengelolaan Danau dan Waduk Ditinjau dari Aspek Tata Ruang, Wahana Hijau, Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.3, No.3, April 2008

Muchlisin, Z. A,  M. Musman dan M. N. Siti Azizah, 2010, Length-weight relationships and condition factors of two threatened fishes, Rasbora tawarensis and Poropuntius tawarensis, endemic to Lake Laut Tawar, Aceh Province, Indonesia, J. Appl. Ichthyol, 1–5, Blackwell Verlag, Berlin ISSN 0175–8659.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.